Laporan Ilmu Perlindungan Hutan (Bintil Akar dan Busuk Akar) Forestry 2015
ACARA
I (BINTIL AKAR)
1.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam proses pertumbuhan, tanaman membutuhkan unsur –unsur hara dan salah
satunya adalah Nitrogen (N) . Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat
berperan dalam pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ tanaman.
Nitrogen memiliki fungsi utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein,
dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang
cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif.
Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan. Oleh sebab itu. Terdapat bakteri pengikat Nitrogen (N). Bekteri pengikat
Nitrogen (N) adalah kelompok bakteri yang mampu mengikat nitrogen (terutaman N2) bebas di udara dan mereduksinya menjadi senyawa amonia (NH4)
dan ion nitrat (NO3) oleh bantuan enzim nitrogenase. Ada dua golongan besar bakteri pengikat
nitrogen: kelompok Cyanobacteria dan kelompok Proteobacteria. Kelompok
Cyanobacteria bersimbiosis dengan banyak tumbuhan dari kelompok tumbuhan paku
atau tumbuhan berbiji terbuka, seperti Anabaena. Kelompok Proteobacteria
biasanya bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme dalam nodul atau bintil
akar untuk mengikat nitrogen bebas di udara yang
pada umumnya tidak dapat digunakan secara langsung oleh kebanyakan organisme.
Kelompok bakteri Proteobacteria ini dikenal dengan istilah rhizobia,
termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium. Contoh bakteri nitrogen yang hidup
bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium
leguminosarum, yang
hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Akar tanaman
polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat
dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar.
Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), daya tangkap dan efisiensi
penyerapan nitrogen oleh tanaman akan berkurang cukup signifikan. Bintil-bintil
akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong
hidup. Dengan demikian terjadi
penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
1.2.
Tujuan
Praktikum
1. Mahasiswa
dapat mengetahui tumbuhan yang bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui fungsi dari bintil akar.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Famili Leguminosae
Suku polong-polongan atau Fabaceae
merupakan salah satu suku tumbuhan dikotil yang terpenting dan terbesar. Banyak
tumbuhan budidaya penting termasuk dalam suku ini, dengan bermacam-macam
kegunaan: biji, buah (polong), bunga, kulit
kayu, batang, daun, umbi, hingga akarnya digunakan manusia. Bahan makanan, minuman, bumbu masak, zat
pewarna, pupuk hijau, pakan
ternak, bahan pengobatan,
hingga racun dihasilkan oleh anggota-anggotanya. Semua
tumbuhan anggota suku ini memiliki satu kesamaan yang jelas: buahnya berupa
polong. Fabaceae pernah dikenal dengan nama Leguminosae serta Papilionaceae.
Nama yang terakhir ini kurang tepat, dan sekarang dipakai sebagai nama salah
satu subsukunya. Dalam dunia pertanian tumbuhan anggota suku ini seringkali disebut sebagai tanaman legum (legume). Anggota suku
ini juga dikenal karena kemampuannya mengikat (fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tidak melalui cairan
tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada akar atau batangnya. Jaringan
yang mengandung bakteri simbiotik ini biasanya menggelembung dan membentuk
bintil-bintil. Setiap jenis biasanya bersimbiosis pula dengan jenis bakteri
yang khas pula.
2.2.
Kacang Sentro (Centrosema pubescens)
Tanaman centro berasal dari Amerika
Tengah dan Selatan. Tanaman ini menyebar pesat di kawasan tropis lembab dan
mulai masuk ke kawasan Asia Tenggara (Introduksi) pada abad ke 19. Di Indonesia
Legum Centro ada beberapa spesies yakni Centrosema pubescens dan Centrosema
Macrocarpom, serta centrosema plumieri yang dikenal sebagai kacang
ketopong memiliki kandungan protein yang lebih tinggi.
2.3. Putri Malu (Mimosa pudica)
Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku
polong-polongan yang
mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/layu
dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan
dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis
lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya
akan pulih seperti semula.
3. METODE PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Hari/
Tanggal : Rabu, 26
Oktober 2016
Pukul : 14.00 WITA –
Selesai
Tempat : Kampus STIPER
3.2.
Alat
1. Buku
tulis
2. Polpen
3. Camera
3.3
Cara
Kerja
1. Cari
tanaman yang akarnya memiliki bintil akar biasanya sering dijumpai pada famili
leguminoseae.
2. Foto
bintil akar yang ada pada akar
3. Amati
Bintil Akar
ACARA II (BUSUK AKAR)
1.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Jumlah air didalam tanaman berkisar antara 80-90 persen dari berat kering tanaman. Persentase ini akan menjadi
lebih besar lagi pada bagian-bagian tanaman yang sedang aktif tumbuh.(Williams
dan Joseph, 1973 dalam Harwati, 2007). Air sangat dibutuhkan pada tanaman
karena merupakan bahan penyusun
utama dari pada protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama
dalam proses fotosintesis, pengangkutan assimilasi hasil proses ini kebagian - bagian
tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan
tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif
dengan produksi biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap
akan menguap melalui stomata atau melalui proses transpirasi (Dwidjoseputro,
1984 dalam Harwati, 2007).
Pada tanaman, air diserap oleh akar. Penyerapan air (water absorbtion) oleh akar ini sangat dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan yaitu air yang tersedia dalam tanah, temperature tanah,
aerasi tanah dan konsentrasi larutan tanah. Air yang bisa diserap oleh akar
disebut juga sebagai air kapiler yaitu air terdapat di pori mikro tanah, melapisi butiran tanah, diikat longgar oleh
partikel tanah dan dapat dilepaskan oleh
perakaran. Sedangkan jenis air lainya yait air gravitasi dan air higroskopis tidak
dapat diserap oleh sistem perakaran. Kebutuhan
air pada tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada
suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan
setiap tumbuhan terhadap air berbeda beda tergantung pada bentuk, jenis, umur,
media tanam, kondisi lingkungan sekitar tanaman dan musim sehingga setiap
tumbuhan memiliki batas kadar air tertentu untuk pertumbuhanya.
Apabila kadar air
dalam tumbuhan terlalu banyak
(menimbulkan genangan) sering menimbulkan cekaman aerasi dan jika jumlahnya
terlalu sedikit, sering menimbulkan cekaman kekeringan.
1.2. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa
dapat mengetahui ciri – ciri tanaman yang busuk akar.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui penyebab terjadinya busuk akar
2.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.Trembesi (Samanea saman)
Trembesi disebut juga Pohon Hujan atau Ki
Hujan, merupakan tumbuhan pohon besar dengan ketinggian bisa mencapai
hingga 20 meter dan tajuknya sangat lebar. Pohon Trembesi mempunyai
jaringan akar yang luas sehingga kurang cocok ditanam di pekarangan karena bisa
merusak bangunan dan jalan. Paling cocok ditanam di taman atau halaman yang
luas. Kelebihan lain dari Trembesi (selain menaungi kursi taman dan orang
pacaran), diyakini, dari satu batang Trembesi dewasa mampu menyerap 28 ton
karbondioksida (CO2) pertahunnya. Hal ini dibuktikan berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor: satu batang Pohon Trembesi mampu menyerap
28.442 kg karbondioksida (CO2) setiap tahunnya. Maka tak heran jika
akhir-akhir ini pemerintah, dalam rangka gerakan one man one treemenggalakkan
penanaman pohon Trembesi (Ki Hujan) di seluruh wilayah Indonesia.
2.2. Pandan (Pandanus
amaryllifolius)
Pandan adalah jenis tumbuhan monokotil
dari famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi
yang khas. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia
dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tumbuhan ini mudah
dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh.
Akarnya besar dan memiliki akar tunggang
yang menopang tumbuhan ini bila telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti
daun palem dan tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai
60cm. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi.
3.
METODE
PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal :
Rabu, 26 Oktober 2016
Pukul :
14.00 WITA - Selesai
Tempat : Kampus Kehutanan STIPER
3.2.
Alat
1.
Buku tulis
2.
Polpen
3.
Camera
3.3.
Cara Kerja
1.
Cari tanaman yang akarnya busuk akibat
terendam
2.
Foto tanaman yang akarnya busuk akibat
terendam
3.
Kemudian amati ciri-ciri dari tanaman
yang terendam dan yang tidak terendam air.
1. PENUTUP
1.1.
Kesimpulan
Busuk akar adalah penyakit tumbuhan yang
disebabkan oleh patogen jamur yang menyerang bagian akar sehingga akar-akar tanaman
membusuk. Gejala penyakit busuk akar adalah menguningnya daun, sampai kelayuan yang diikuti kematian
mendadak.
1.2.Saran
Mahasiswa
seharusnya di beri buku panduan praktikum agar dapat melaksanakan kegiatan
praktikum dengan maksimal.
Komentar
Posting Komentar